Keindahan Gunung Nona Enrekang
- am
- Dec 13, 2017
- 3 min read
Wilayah Kabupaten Enrekang merupakan wilayah pegunungan, darinya itu obyek wisata seperti gunung yang memiliki daya tarik tersendiri untuk di kunjungi. Salah satu gunung yang terkenal di Kabupaten Enrekang ini adalah Buntu Kabobong atau biasa pula disebut Gunung Nona yang terletak di Dusun Mendante, Desa Bambapuang, Kecamatan Anggeraja yang memiliki ketinggian 500 mdpl. Dimana kata buntu berarti gunung sedangkan kabobong berarti alat vital perempuan, jadi Buntu Kabobong adalah gunung yang menyerupai alat vital perempuan. Masyarakat setempat memberikan julukan pada Buntu Kabobong atau dengan kata lain Gunung Nona sebagai gunung erotis. Bila diperhatikan hanya sekilas saja bentuknya yang menyerupai alat vital perempuan tidak terlalu nampak atau jelas, tapi jika kita memperhatikan dengan seksama barulah bentuk gunung itu akan terlihat jelas bentuknya seperti miss v atau alat vital perempuan.

Ilustrasi Gunung Nona Kabupaten Enrekang
Bentuknya yang menyerupai alat vital perempuan inilah yang membuatnya berbeda dengan gunung-gunung yang berada di wilayah Kabupaten Enrekang ataupun di daerah lainya, sehingga memberikan daya tarik kepada para wisatawan untuk mengunjungi Desa Bambapuang Kecamatan Anggeraja untuk dapat melihat secara langsung keindahan gunung ini. Obyek wisata alam Buntu Kabobong ini mulai di sekitar tahun 1996/1997 (Ibu Nurnina, 2016)
Gunung ini sangat mudah untuk di jangkau bila kita dari Kota Makassar maka kita harus menempuh perjalanan sejauh 253 km dengan waktu tempuh ± 6 jam untuk dapat sampai di Kota Enrekang kita harus lagi menempuh perjalan sejauh 18 km dengan waktu tempu ± 20 menit, dimana dalam perjalanan kita akan melewati jalan yang menanjak ataupun jalan yang berkelok-kelok. Adapun jenis transportasi yang dapat digunakan adalah motor ataupun mobil bahkan mobil sewa juga bisa yang didapatkan di Terminal Regional Daya Makassar, dengan biaya Rp.100.000,00/individu (tahun 2016) jadi biaya trasportasi pulang-pergi adalah Rp.200.000,00/individu.
Selain itu jika hendak untuk menginap dikenakan biaya Rp. /hari. Ini belum termaksud biaya makanan dan belanja makanan khas Enrekang sebagai oleh-oleh. Dimana sudah tersedia berbagai penginapan yang anda dapat pilih sesuai selera di antaranya Villa Bambapuang, Bukit Kenangan ataupun Bukit Indah. Dimana pada Penginapan Bukit Indah milik Ibu Nurnina telah dilengkapi dengan rumah makan yang letaknya terpisah dengan penginapanya. Selain itu untuk dapat berfoto dengan latar panorama alam Buntu Kabobong (Gunung Nona) Ibu Nurnina telah menyediakan tempatnya yaitu di depan rumah makannya dengan biaya Rp. 2000,00/individu untuk masuk area foto dimana ini berlaku sejak tahun 2015.
Adapun jika kita hendak berwisata ke Tanah Toraja dapat singgah untuk melihat panorama alam Buntu Kabobong (Gunung Nona) ini. Hal ini disebabkan karena letaknya yang sangat strategis sehingga saat kita melintas kita dapat melihatnya dari jalan raya ataupun di salah satu rumah makan yang berada di Desa Bambapuang ini, sebab di desa ini banyak rumah makan yang menjual berbagai macam makan/minuman khususnya makanan khas dari Kabupaten Enrekang seperti berbagai macam panganan kue (deppa dalam bahasa setempat) yaitu deppa tetekan,baje ba’tan, baje rappo dan baje rid, dan deppa kanari, garappo(kerupuk) dangke, dangke dan lain sebagainya. Jadi kita bisa melihat keindahan Buntu Kabobong (Gunung Nona) sambil menikmati makanan khasnya dengan udara yang sejuk.
Selain menikmati keindahan Buntu Kabobong (Buntu Kabobong), kita dapat pula melihat keindahan gunung lainnya yaitu Gunung Bambapuang yang letaknya bersebrangan dari Buntu Kabobong (Buntu Kabobong) yaitu bila dari arah Kota Makassar Gunung Bambapuang terletak disebelah kiri sedangkan Buntu Kabobong (Buntu Kabobong) terletak disebelah kanan. Gunung Bambapuang ini merupakan gunung batu yang terjal dengan ketinggian1.158 mdpl, yang menawarkan landscape yang sangat cantik dan menakjubkan. Selain itu disepanjang jalan banyak pohon-pohon yang tumbuh dengan rindangnya, serta ditambah dengan keindahan lembah-lembah yang menambah kemegahan dari panorama alam ini.
Penulis: Wardah Afrily
Illustrator: Amirul Muminin